TEORI FASADE BANGUNAN TATA RUANG DAN ARSITETKUR NEO

 

BAB I

 TEORI FASADE BANGUNAN, TATA RUANG DAN ARSITETKUR NEO

 

III.1 Tinjauan Umum

 Tinjauan Fasade Bangunan.

1.1.1 Definisi Fasade Bangunan.1

Fasade ( facade ) secara etimologis mempunyai akar kata yang panjang . Facade berasal dari bahasa Perancis, yaitu fa̤ade yang diambil dari bahasa Italiafacciata atau faccia. Faccia diambil dari bahasa Latin, yaitu facies. Dalam perkembangannya berubah menjadi face (bahasa Inggris ) yang berarti wajah. Dalam bidangarsitektur facade berarti sebuah wajah bangunan atau bagian muka atau depan suatu bangunan. Dalam perkembangannya, Fasade kemudian menjadi kata terapan yang memperkaya perbendaharaan bahasa kita, yaitu bahasa Indonesia.Fasade merupakan bagian yang sangat penting dari sebuah karya arsitektur, karena elemen ini merupakan bagian yang selalu pertama kali diapresiasi oleh publik ( penikmat karya arsitektur ). Dengan demikian akan menjadi sangat jelas bahwa Fasade atau tampak depan suatu bangunan merupakan unsur yang tidak bisa dihilangkan dari sebuah produk desain arsitektur. Fasade merupakan wajah suatu bangunan yang setiap saat pasti terlihat oleh publik, bahkan tak jarang setelah melihatnya kemudian akan mencermati meskipun hanya dalam waktu sesaat sebelum memasuki bangunan tersebut. Selain itu dengan media Fasade ini bisa didapatkan sebuah gambaran terhadap fungsi Рfungsi ruang yang ada dibaliknya atau didalamnya.

 1M.. Suparno Sastra.2013, Inspirasi Fasade Rumah Tinggal. C.V Andi Offset, Yogyakarta.

 

49“ Fasade merupakan ekspresi visual bangunan yang

pertama kali diapresiasi oleh publik, oleh karena itu

penilaian terhadap Fasade identik dengan penilaian

terhadap suatu bangunan “.

 

1.1.2 Fasade Sebagai Unsur Visual yang Pertama Diamati.2

Sebagai media untuk menciptakan kesan pertama dan terdepan bagi sebuah karya arsitektur, Fasade merupakan media fisik yang pertama kali dilihat oleh pengamat atau publik dari bangunan. Oleh karena itu dari Fasade tersebut akan banyak menimbulkan berbagai persepsi terhadap Fasade yang diamati. Fasade merupakan elemen estetis dari sebuah bangunan yang sekaligus juga sebagai identitas karya arsitektur yang dijadikan sebagai point of interest dan dapat merepresentasikan karakteristik estetika Fasade serta keunikan gaya arsitektur.

Sebagai elemen pertama bangunan yang dapat kita tangkap secara visual, Fasade juga bisa digunakan sebagai patokan / penanda untuk memberi gambaran pada orang lain jika suatu ketika kita ditanya orang tentang letak suatu bangunan tertentu. Misalnya kita dapat menggambarkan bentuk, keunikan atau kondisi Fasade bangunan yang dimaksud atau Fasade bangunan yang berada dekat bangunan yang dituju/dicari.

 

1.1.3 Fasade Sebagai Cermin Tata Ruang Dalam.

Dalam proses perancangan, desain Fasade menduduki posisi yang utama ( sangat penting ), karena nantinya sebuah bangunan akan diapresiasi oleh publik melalui Fasadenya. Oleh karena itu desain Fasade sebaiknya merupakan upaya kompromi antara konsepdesain dan organisasi ruang yang ada didalamnya.Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain elemen Fasade adalah gunakan standarisasi yang berhubungan dengan kesehatan, keselamatan, keamanan dan kenyamanan pengguna. Agar fungsi bangunan berjalan maksimal, sesuaikan ukuran masing – masing elemen Fasade terhadap standar yang meskipun kita tetap harus memupayakan agar tampak Fasade tetap lebih estetis.

 

1.1.4 Komponen Fasade Bangunan.

Fasade adalah representasi atau ekspresi dari berbagai aspek yang muncul dan dapat diamati secara visual. Dalam konteks arsitektur kota, Fasade bangunan tidak hanya bersifat dua dimensi saja akan tetapi bersifat tiga dimensi yang dapat merepresentasikan masing-masing bangunan tersebut dalam kepentingan publik (kota) atau sebaliknya. Untuk itu komponen Fasade bangunan yang diamati meliputi:

A. Gerbang dan Pintu Masuk (Entrance)

Saat memasuki sebuah bangunan dari arah jalan, seseorang melewati berbagai gradasi dari sesuatu yang disebut “publik”. Posisi jalan masuk dan makna arsitektonis yang dimilikinya menunjukan peran dan fungsi bangunan tersebut. Pintu masuk menjadi tanda transisi dari bagian publik (eksterior) ke bagian privat (interior). Pintu masuk adalah elemen pernyataan diri dari penghuni bangunan. Terkadang posisi entrance memberi peran dan fungsi demonstratif terhadap bangunan. Lintasan dari gerbang ke arah bangunan membentuk garis maya yang menjadi datum dari gubahan. Disini dapat diamati apakah keseimbangan yang terjadi merupakan simetri mutlak atau seimbang secara geometri saja.

B. Zona Lantai Dasar

Zona lantai dasar merupakan elemen urban terpenting dari Fasade. Alas dari sebuah bangunan, yaitu lantai dasarnya, merupakan elemen perkotaan terpenting dari suatu Fasade. Karena berkaitan dengan transisi ke tanah, sehingga pemakaian material untuk zona ini harus lebih tahan lama dibandingkan dengan zona lainnya. Lantai dasar memiliki suatu makna tertentu dalam kehidupan perkotaan. Karena daerah ini merupakan bagian yang paling langsung diterima oleh manusia, seringkali lantai dasar menjadi akomodasi pertokoan dan perusahaan-perusahaan komersil lainnya.

C. Jendela dan pintu masuk ke bangunan.

Jendela dan pintu dilihat sebagai unit spasial yang bebas. Elemen ini memungkinkan pemandangan kehidupan urban yang lebih baik, yaitu adanya bukaan dari dalam bangunan ke luar bangunan. Fungsi jendela sebagai sumber cahaya bagi ruang interior, yaitu efek penetrasi cahaya pada ruang interior. Jendela juga merupakan bukaan bangunan yang memungkinkan pemandangan dari dan ke luar bangunan. Selain memenuhi kebutuhan fungsionalnya, jendela juga dapat menjadi elemen dekoratif pada bidang dinding.Pintu memainkan peran yang menentukan dalam konteks bangunan, karena pintu mempersiapkan tamu sebelum memasuki ruang, karena itu makna pintu harus dipertimbangkan dari berbagai sudut pandang . Kegiatan memasuki ruang pada sebuah bangunan pada dasarnya adalah suatu penembusan dinding vertikal4, dapat dibuat dengan berbagai desain dari yang paling sederhana seperti membuat sebuah lubang pada bidang dinding sampai ke bentuk pintu gerbang yang tegas dan rumit. Posisi pintu pada sebuah bangunan sangat penting untuk lebih mempertegas fungsi pintu sebagai bidang5 antara ruang luar dan ruang dalam bangunan. Karena letak atau posisi sebuah pintu sangat erat hubungannya dengan bentuk ruang yang dimasuki, dimana akan menentukan konfigurasi jalur dan pola aktivitas di dalam ruang.

D. Pagar Pembatas (railling)

Suatu pagar pembatas (railling) dibutuhkan ketika terdapat bahaya dalam penggunaan ruangan. Pagar pembatas juga merupakan pembatas fisik yang digunakan jika ada kesepakatan-kesepakatan sosial mengenai penggunaan ruang.

E. Atap dan Akhiran Bangunan.

Ada 2 macam tipe atap: yaitu tipe atap mendatar dan atap (face style) yang lebih sering dijumpai yaitu tipe atap menggunung (alpine style). Atap adalah bagian atas dari bangunan. Akhiran atap dalam konteks Fasade di sini dilihat sebagai batas bangunan dengan langit. Garis langit (skyline) yang dibentuk oleh deretan Fasade dan sosok bangunannya, tidak hanya dapat dilihat sebagai pembatas, tetapi sebagai obyek yang menyimpan rahasia dan memori kolektif warga penduduknya.

F. Tanda-tanda (Signs) dan Ornamen pada Fasade.

Tanda-tanda (signs) adalah segala sesuatu yang dipasang oleh pemilik toko, perusahaan,kantor, bank, restoutan dan lain-lain pada tampak muka bangunannya, dapat berupa papan informasi, iklan dan reklame. Tanda-tanda ini dapat dibuat menyatu dengan bangunan, dapat juga dibuat

terpisah dari bangunan. Tanda pada bangunan berupa papan informasi, iklan atau reklame merupakan hal yang penting untuk semua jenis bangunan fungsi komersial. Karena tanda-tanda tersebut merupakan bentuk komunikasi visual perusahaan kepada masyarakat (publik) yang menginformasikan maksud-maksud yang ingin disampaikan oleh perusahaan komersial.Sedangkan ornamen merupakan kelengkapan visual sebagai unsur estetika pada Fasade bangunan. Ornamentasi pada Fasade bangunan fungsi komersial, selain sebagai unsur

dekoratif bangunan juga meruapakan daya tarik atau iklan yang ditujukan untuk menarik perhatian orang.

1.1.5 Komposisi Pada Fasade Bangunan.

Perkembangan Fasade sebuah bangunan itu sendiri sangat bergantung pada perubahan perubahan sosial budaya masyarakat. Keberagaman tampilan Fasade bangunan merupakan modifikasi berbagai unsur desain yang dari waktu ke waktu mengalami transformasi.

Menurut Ching (1979: 50-51) “Perlengkapan visual bentuk yang menjadi objek transformasi dan modifikasi bentuk elemen pada Fasade bangunan meliputi sosok, ukuran, warna, tekstur, posisi, orientasi dan inersia visual.” Selain tradisi lokal, budaya luar melalui informasi yang didapat masyarakat memberikan pengaruh yang kuat terhadap pemilihan perlengkapan visual bentuk sehingga tampilan sosok, warna, ukuran, tekstur, dan lain-lain seringkali menggambarkan bagaimana kondisi serta trend apa yang sedang muncul pada saat desain Fasade itu dibuat. Untuk mengevalusai atau melakukan studi pada arsitektur Fasade menurut DK Ching (1979): “Komponen visual yang menjadi objek transformasi dan modifikasi dari Fasade bangunan dapat diamati dengan membuat klasifikasi melalui prinsip-prinsip gagasan formatif yang menekankan pada geometri, simetri, kontras, ritme, proporsi dan skala “

Geometri

pada Fasade yaitu gagasan formatif dalam arsitektur yang mewujudkan prinsip prinsip geometri pada bidang maupun benda suatu lingkungan binaan, segi tiga, lingkaran, segi empat beserta  varian-variannya.

Simetri 

yaitu gagasan formatif yang mengarahkan desain bangunan melalui keseimbangan yang terjadi pada bentuk-bentuk lingkungan binaan. Dibagi menjadi; simetri dengan keseimbangan mutlak, simetri dengan keseimbangan geometri, simetri dengan keseimbangan diagonal. Untuk membangun suatu keseimbangan komposisi, simetri harus jauh lebih dominan dari asimetri. Fasade harus memiliki „wajah-wajah‟ yang mencerminkan solusi terencananya yang berbeda tetapi tetap simetris di dalam diri mereka sendiri (analog terhadap tubuh manusia). Tampak samping, seperti yang terlihat, dapat memainkan peran minor dalam menyeimbangkan tampak depan dan belakang.

Kontras Kedalaman 

yaitu gagasan formatif yang mempertimbangkan warna dan pencahayaan kedalaman menjadi perbedaan gelap terang yang terjadi pada elemen Fasade. Tingkat perbedaan dikategorikan menjadi 3; sangat gelap, gelap, terang.

Ritme yaitu tipologi gambaran yang menunjukan komponen bangunan dalam bentuk repetasi baik dalam skala besar maupun skala kecil. Komponen yang dimaksud dapat berupa kolom, pintu, jendela atau ornamen. Semakin sedikit ukuran skala yangberulang, dikategorikan ritme monoton, semakin banyak dikategorikan dinamis.

Proporsi yaitu perbandingan antara satu bagiandengan bagian lainnya pada salah satu elemen Fasade. Dalam menentukan proporsi bangunan biasanya mempertimbangkan batasan-batasan yang diterapkan pada bentuk, sifat alami bahan, fungsi struktur atau oleh proses produksi. Penentuan proporsi bentuk dan ruang bangunan sepenuhnya merupakan keputusan perancang yang memiliki kemampuan untuk mengolah bentuk-bentk arsitektur, mengembangkan bentuk-bentuk geometri dasar dan sebagainya, yang tentunya keputusan dalam penentuan proporsi tersebut ada dasarnya.

56

Skala 

dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen bangunan atau ruang dengan suatu elemen tertentu dengan ukurannya bagi manusia. Pada konteks Fasade bangunan, skala merupakan proporsi yang dipakai untuk menetapkan ukuran dan dimensi-dimensi dari elemen Fasade

 

1.1.6 Ekspresi dan Karakter Fasade Bangunan.

Ekspresi Fasade Terbuka ( ekstrovert )

Dalam penampilannya, bangunan dapat mengekspresikam atau memberi kesan terbuka jika Fasade dari bangunan tersebut lebih dominan bagian terbuka / transparan. Kesan terbuka sebuah bangunan bisa didapatkan dengan menggunakan material kaca maupun permainan bidang yang dapat memancarkan kesan terbuka. Dominasi dinding Fasade dengan bukaan ruang akan memberi kesan ekstrovert dari bangunan. Bangunan yang didominasi oleh bangunan transparan akan memberi kesan ramah dan bersahabat dengan lingkungan. Secara otomatis penghuni akan bisa berinteraksi dengan lingkungan di luar bangunan begitu juga sebaliknya. Untuk menghadirkan kesan akrab dan hangat dalam sebuah rumah tinggal bisa diupayakan dengan mengolah Fasade, antara lain dengan bidang kaca atau bahkan berupa bidang terbuka. Fasade merupakan media untuk mengungkapkan eksoresi atau kesan yang ingin disampaikan oleh pemilik bangunan kepada publik. Oleh karena itu jika ingin bangunan anda terkesan ramah dan hangat, perhatikan permainan solid void pada Fasade agar rumah tidak terlihat dingin dan kurang ramah karena bersifat tertutup.

Ekspresi Fasade Tertutup ( Introvert )

Dalam sepanjang ekspresi dan penampilannya. Sebuah bangunan tak ubahnya seperti manusia, yaitu ada yang mempunyau sifat terbuka ( ekstrovert ) dan ada yang mempunyai sifat tertutup ( introvert ). Sifat keterbukaan manusia digambarkan dengan orang yang ramah dan mudah bergaul, sedangkan sifat tertutup digambarkan dengan orang yang cenderung terttutup dan sulit terbuka pada orang lain ( pendiam ). Dalam bidang arsitektur introvert diasosiasikan untuk menggambarkan bangunan dengan desain fasade yang hanya mempunyai sedikit bukaan atau cenderung bersifat masif. Bukaan yang dimaksud di sini bisa berupa pintu, jendela, BV, lubang

ventilasi atau variasi bukaan untuk menunjang estetika fasade. Bangunan yang di dominasi bidang solid ( bidangtertutup ) akan memberi kesan dingin, karena minimnya jumlah bukaan ruang akan menimbulkan efek psikologis yang terkesan angkuh dan tidak mau kenal dengan lingkungan.

1.1.7 Elemen Pembentuk Karaktek Bangunan.

Penampilan dan citra sebuah bangunan sangat dipengaruhi oleh berbagai elemen pembentuk karakter bangunan, karena dari komposisi dan konfigurasi elemen –elemen pembentuk karaktek bangunan tersebut akan dihasilkan sebuah citra tertentu. Elemen konfigurasi fasade yang dapat membentuk citra sebuah bangunan adalah :

1. Elemen bukaan ruang ; bisa berupa pintu,jendela, BV, dan elemen bukaan estetika.

2. Bidang penyusun fasade; jika fasade berupa bidang solid ( massif ) akan memberi    kesan tertutup, namun jika dominan transparan ( void ) akan memberi kesan terbuka dan ramah.

3. Aplikasi material fasade yang dominan; misalnya jika dominan kaca atau kayu akan

berkesan hangat dan akrab.

4. Jenis dan metode finishing fasade; fasade akan diberi finishing dengan beton eksposes, batu alam atau dengan cat akan memberi kesan berbeda. finishing cat akan memberi kesan lebih hangat dari beton ekspos.

5. Teknik pengolahan warna; warna merupakan salah satu elemen yang sangat berperan untuk menciptakan kesan dan persepsi lagi pengamat ( orang yang melihatnya )Kesatuan dari elemen – elemen konfigurasi fasade pembentuk citra merupakan hal yang penting diperhatikan dalam merancang dseain untuk memperoleh hasil yang maksimal dan fungsional.

1.1.8 Prinsip Penataan Elemen Arsitektur Fasade.8

Menentukan Proporsi Visual Fasade Bangunan

Pada dasarnya setiap bangunan mempunyai elemen– elemen fasade yang akan menciptakan kesan tertentu yang sifatnya pengarahan. Sebagai contoh misalnya jika anda melihat bangunan yang terkesan megah dan elegan, maka sebetulnya pada konfigurasi elemen fasade, maka sebetulnya pada konfigurasi elemen fasade didominasi oleh elemen – elemen yang penataannnya memnajang secara vertikal. Dengan demikian akan menghasilkan impresi atau kesan bangunan yang tinggi, megah, dan elegan. Impresi atau kesan bangunan yang tinggi bisa

diciptakan dengan beragam cara, antara lain dengan membuat jendela – jendela vertikal, menambahkan kolom– kolom vertikal, bukaan ruang yang menjulang vertikal, bidang masif atau transparan yang disusun vertikal, maupun elemen – elemen estetika horisontal berupa lis

profil ( moulding ) atau vertikal dan lain – lain. Proporsi visual fasade yang dominan vertikal atau terlihat tinggi akan menciptakan kesan visual yang lega serta lapang baik bagi pengamat maupun penghuni yang tinggi di dalamnya.

 

BAB II STUDI KASUS



v  Arsitektur Tradisional Maluku

Rumah Baileo adalah rumah adat Maluku dan Maluku Utara, Indonesia. Rumah Baileo merupakan representasi kebudayaan Maluku dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Rumah Baileo adalah identitas setiap negeri di Maluku selain Masjid atau Gereja. Di Maluku, disebut sebagai "Baileo", secara harafiah memang berarti "balai". Baileo Maluku menggunakan istilah "baileo" sebagai namanya, karena memang dimaksudkan sebagai "balai bersama" organisasi rakyat dan masyarakat adat setempat untuk membahas berbagai masalah yang mereka hadapi dan mengupayakan pemecahannya. Ciri utama rumah Baileo adalah ukurannya besar, dan memiliki bentuk yang berbeda jika dibandingkan dengan rumah-rumah lain di sekitarnya.

 

Menurut Dr. Cooley kata Baileu20 berasal dari kata Melayu yaitu Bale atau Balae yang berarti tempat pretemuan. Padangan tersebut dapat diakui kebenarannya, karena:

1. Baileo yang berfungsi sebagai tempat pertemuan adalah sesuai dengan fungsi dari balai itu sendiri.

2.  Kata "Balai" dan "Baileu" tidak berbeda jauh. Perubahan dari Balai menjadi Baileu mungkin karena proses "Malukunusasi" sama saja dengan kata rumah menjadi.

 

https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_baileohttp://riarchitect.blogspot.co.id/2011/04/citra-dan-guna-pada-rumah adat-maluku.html

 

Fungsi atau guna dari Rumah Adat Maluku (Baileo) menurut bidang ilmu arsitektural adalah:

Fungsi / Guna Bentuk.

o Bentuk dari Rumah Adat Maluku ini berawal dari fungsinya sebagai balai bersama.

o Rancangan dari bangunan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Maluku pada jaman lampau.

Fungsi / Guna Konstruksi.

o Rumah Adat Maluku ini memiliki konstruksi sederhana sesuai dengan tingkat teknologi pada saat itu.

o Bentuknya berasal dari konstruksi bangunan itu sendiri.

o Terdapat pula beberapa rancangan struktur yang dibuat untuk kode estetika, dalam hal ini disebut juga ukiran-ukiran yang terdapat pada Baileo seperti pada struktur tangga, kolom, dll.

Fungsi / Guna Ekspresi.

o Bentuk keseluruhan dari Baileo adalah wujuddari fungsi awal

bangunan ini dibangun.

o Bentuk dari bangunan secara simbolik telah menggambarkan

fungsinya sendiri.

o Rumah Adat ini dibangun pada saat teknologi konstruksi masih sangat minim, selain itu karena berbentuk rumah panggung, oleh karena itu terlihat rancangan bangunan ini memperlihatkan struktur dan konstruksi secara menonjol.

Fungsi / Guna Kultural atau Budaya.

o Rumah Adat ini adalah simbol kebudayaan dari provinsi Maluku sehingga bentuk tercermin dari budaya setempat.

O Selain itu bentuk dijiwai pula oleh tata cara kehidupan, pola pandang dan spiritual masyarakat Maluku..

Pada bangunan Baileo (Rumah Adat Maluku), bentuknya dibiarkan terbuka dan tanpa dinding agar disaat mereka melakukan musyawarah, rakyat yang duduk di halaman dapat melihat dengan leluasa musyawarah yang berlangsung dalam Baileo dan juga alasan yang lain agar supaya roh-roh nenek moyang lebih leluasa masuk dan keluar Baileo. Rumah adat Baileo, fasad dari bangunan ini dibuat hanya setinggi 1-2 meter, hal ini dikarenakan fungsi dari tempat ini sebagai Balai. Baileo juga bentuknya menyerupai rumah panggung untuk mencegah masuknya binatang-binatang yang dapat mengotorkan Baileo.

 

v  Bandara Internasional Minangkabau.

            Bandara Internasional Minangkabau merupakan bandara pertama dan satu-satunya di negara ini bahkan di dunia yang menggunakan nama etnik sebagai nama bandaranya.  Fasilitas pendukungnya yang semuanya menggunakan nama dan istilah Minang dan gedung terminal penumpangnya merupakan gedung terbesar di Indonesia dengan arsitektur Minangkabau. Bandara Internasional Minangkabau terletak 23 km dari pusat Kota Padang, menempati lahan seluas ± 427 hektare sebagai pintu gerbang utama Sumatera Barat

Beberapa Elemen pada obyek ini;

            a. Didesain dengan mengikuti konsep bangunan tradisional minangkabau yang menggunakan                     atap gonjong atau bagonjong dengan bentuk puncak atapnya runcing  menyerupai tanduk

             b. Kerbau, dipadukan dengan material yang moderen.


v   Bandara Internasional Soekarno – Hatta, Jakarta.

Soekarno-Hatta memiliki luas 18 km², memiliki 2 landasan paralel yang dipisahkan oleh 2 taxiway sepanjang 2,4 km. Terdapat dua bangunan terminal utama: Terminal 1 untuk semuapenerbangan domestik kecuali penerbangan yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan Terminal 2 melayani semua penerbangan internasional juga domestik oleh Garuda.

https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Soekarno-Hatta

Bandar udara ini dirancang oleh arsitek Perancis Paul Andreu, yang juga merancang Bandar Udara Charles de Gaulle di Paris, Perancis. Salah satu karakteristik besar bandara ini adalah gaya arsitektur lokalnya, dan kebun tropis di antara lounge tempat tunggu.

Penjelasan

Sebagian besar berkonstruksi tiang dan balok (dari pipa-pipa baja) yang diekspose Matahari. Unit – unit dalam terminal dihubungkan dengan selasar terbuka yang sangat tropikal, sehingga pengunjungnya merasakan udara alami dan sinar

 

 

 

 

 

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama