Paku Keling

 

Berdasarkan cara penyambungan pelatnya, dikenal dua jenis sambungan paku keling :

1.  Sambungan berhimpit. (Lap Joint)          

Penyambungannya dilakukan dengan cara saling menghimpit kedua ujung pelat, pada jarak tertentu dari setiap ujung, sesuai jumlah baris kedudukan paku keling yang dibutuhkan.

2.  Sambungan menumpu. (Butt Joint)

      Ujung yang akan disambung dari kedua pelat, saling didempetkan pada kedudukan segaris lurus satu sama lainnya. Baru kemudian dipasangkan pelat pengikatnya, menutupi kedua ujung pelat tersebut, pada lebar tertentu sesuai jumlah baris kedudukan paku keling yang dibutuhkan. Baik pada satu sisi saja (single strap) maupun pada kedua sisi (double strap), tergantung kekuatan yang diperlukan.

 

Macam Sambungan Paku Keling Berdasarkan Jumlah Baris

Berdasarkan jumlah baris dikenal :

1. Sambungan paku keling baris tunggal.

    a. Sebaris paku keling dalam sambungan berimpit. (single riveted lap joint)

    b. Sebaris paku keling dalam sambungan menumpu. (single riveted butt joint)

2. Sambungan paku keling baris ganda.

    a.  Beberapa baris paku keling dalam sambungan berimpit. (double riveted lap joint)

         -  Baris rantai sambungan berimpit (chain riveting lap joint)

         -  Baris zig-zag sambungan berimpit (zig-zag riveting lap joint)

    b. Beberapa baris paku keling dalam sambungan menumpu. (double riveted butt  joint)

         -  Baris rantai sambungan menumpu (chain riveting butt joint)

         -  Baris zig-zag sambungan menumpu (zig-zag riveting butt joint)

Kekuatan Sambungan

Kekuatan sambungan erat kaitannya dengan kemampuan / kinerja struktur benda yang dibentuk sambungan saat melakukan fungsinya. Karena pada sambungan akan terkonsentrasi seluruh pembebanan yang akan diterima elemennya. Kerusakan / kegagalan sambungan akibat pembebanan tersebut sama arti dengan kegagalan kerja elemen-elemen yang disambung atau bahkan seluruh benda. Kegagalan sambungan dipastikan akan berawal pada titik terlemah dari bagian sambungan. Dengan demikian teknik yang memadai untuk menganalisa kekuatan sambungan adalah dengan menganalisa aspek kegagalannya saat bekerja.

Ada empat kegagalan kerja yang mungkin terjadi pada sambungan paku keling akibat bekerjanya gaya tarik disepanjang bidang pelat, yakni :

 

1.   Sobeknya bagian tepi ujung pelat (tearing of the plate at an edge)

      Kegagalan ini terjadi akibat terlalu dekatnya perletakan lubang paku keling terhadap tepi ujung pelat. Hal ini dapat diantisipasi dengan membuat ukuran tepi / margin (m) minimal sebesar  : 

            m  ≥ 1,5 x d .

      dengan    : 

d = diameter lobang paku keling.

2.  Sobeknya pelat disepanjang kedudukan paku keling.

(tearing of the plate accros arrow of rivets)

      Terjadi akibat kalahnya kekuatan penampang pelat yang tersisa setelah dilobangi di sepanjang lebar, oleh gaya tarik yang bekerja di sepanjang bidang pelat. Dapat diantisipasi dengan mengetahui besarnya gaya tarik yg mampu ditahan pelat yang tersisa (Fta ).

      Persamaannya : 

Fta  =  σta x Ata

dengan :    σta  =     tegangan tarik pembebanan, yang diambil dari besar tegangan tarik     kekuatan bahan pelat dengan mempertimbangkan faktor keamanan (Sf).

                  Ata  =   luas penampang dari lebar pelat yang tersisa setelah dilobangi.

                  -  untuk p (pits) yang diketahui :  Ata  =  (p – d) x t  

                  -  untuk b (lebar pelat) yang diketahui :   Ata  =  (b – n .d) x t 

                  p (pits)  =   jarak antara titik pusat dua lobang paku keling yang saling berdekatan. Merupakan lebar penampang pelat terkecil yang menahan tarikan.

                          n        =          jumlah paku keling.

3.   Paku keling tergunting (shearing of the rivets)

      Terjadi akibat kalahnya kekuatan bahan penampang paku keling saat menahan beban geser, di bidang geser persinggungan antara pelat-pelat, akibat bekerjanya gaya tarik pada masing-masing plat. Dapat dicegah dengan mengetahui kekuatan penampang lingkar badan paku keling dalam menahan gaya geser (Fs ).

      Perbedaan pada cara penyambungan pelat, menyebabkan jumlah penampang badan paku keling yang menahan geseran juga berbeda, yakni :

-          Pada sambungan berhimpit, hanya ada satu bidang geser (As), yakni antara pelat yang saling disambung. Persamaannya :

               Fs  =  τ x As x n

 

      dengan :  

               As  =  (π / 4) x dpk 2

      sehingga :

                Fs  =  τ x (π / 4) x dpk 2 x n

 

-          Pada sambungan menumpu dengan satu pelat penyambung, hanya ada satu bidang geser (As), yakni antara pelat penyambung dengan pelat yang disambung. Persamaannya :

                Fs  =  τ x As x n

      dengan :

                As  =  (π / 4) x dpk 2

      sehingga :

                 Fs  =  τ x (π / 4) x dpk 2 x n

 


إرسال تعليق

Post a Comment (0)

أحدث أقدم